Pemerintah Indonesia, kata Ito, sudah menjalin kesepakatan dengan pemerintah Myanmar dan Bangladesh terkait penyaluran bantuan kemanusiaan ke pengungsi Rohingya.
Kesepakatan itu malah bisa batal jika ada negara yang merasa tak nyaman lantaran menganggap ditekan. Atau ada sesuatu yang bisa menyinggung harga diri negara tersebut. "Sebagai negara berdaulat, kalau merasa tersinggung harga dirinya dan malah menutup diri kita bisa apa. Tentu akan semakin menyulitkan kita untuk menyampaikan pesan dan bantuan kemanusiaan," papar Ito.
Ito menambahkan, ada dua menteri Myanmar yang menghubunginya dan menanyakan adanya aksi lempar bom molotov sampai pembakaran bendera mereka di depan kantor Kedutaan Myanmar di Jakarta. Hal itu dikhawatirkan mengganggu proses diplomasi yang sedang dibangun pemerintah Indonesia. "Mereka protes. Coba misalnya ada pembakaran bendera di depan kedutaan kita, pasti rakyat Indonesia marah. Saya beri pemahaman ke mereka bahwa itu tak merepresentasikan warga yang berdemo, itu hanya sebagian kecil saja," ungkap Ito.
Menurutnya, pemerintah Indonesia bersimpati dengan etnis Rohingnya, maka pesan yang disampaikan harus dengan cara simpatik. Fakta bahwa tak ada sentimen agama dalam konflik antara etnis Rohingya dengan pemerintah Myanmar disebut sering sulit diterima oleh beberapa elemen kelompok masyarakat. "Kecuali ada perlakuan yang serius ke KBRI di Myanmar atau masyarakat kita diperangi maka bisa kita putuskan hubungan," ucap Ito, Agen Poker.
Akar Masalah
Ito mengaku selama 4 tahun menjadi Duta Besar di Myanmar bisa memahami akar konflik di negara tersebut. Pengalamannya, sejauh ini hubungan antara warga Myanmar dengan umat muslim di negara itu selain dari etnis Rohingnya tetap berjalan harmonis. "Selama ini juga tak ada larangan kumandang adzan di sana. Perayaan idul adha kemarin juga lancar," tutur Ito.
Ia sebagai perwakilan Indonesia di Myanmar sudah menyampaikan fakta yang sesungguhnya terjadi di negara tersebut. Ito justru heran dengan adanya kelompok masyarakat di Indonesia yang mendukung aksi kelompok bersenjata yang justru menimbulkan korban dari warga sipil Rohingnya. "Kita semua kan tahu siapa kelompok bersenjata itu dan siapa di belakangnya," kata Ito. "Kalau dijabarkan dengan opini masing-masing ya boleh saja, ini negara demokrasi sepanjang tidak menyangkut pribadi saya. Kalau menyangkut pribadi saya akan tempuh jalur hukum," lanjut Ito, Agen Domino Online.